Minggu, 22 Februari 2015

Dia Jahat Bunda

Hari-hari ku hitung dewasa
Angka yang tak lagi sedikit bunda...
Ada sepenggal cerita yang ku temukan di angka 19 bunda
Ada banyak tokoh yang ingin bermain drama dengan hidupku ini
Gamang, hilang arah aku tak mau seperti itu
Bunda, ada bayangan yang tak begitu terang, temaram ia ditengah hitam
Ia melambai manja padaku, membelai mesra tempat yang terdalam dan begitu perasa
Hatiku bunda, ia menyapa hatiku
Hingga kini aku masih bertanya mengapa nama itu enggan untuk hilang
Darah ini mengalirkannya semakin terasa sampai ke ubun
Tembok yang dingin hampir membeku menggambarkan sang "ia"
Aku mencoba mengalihkan angin yang berhembus dari selatan ke utara
Tidak!!! aku tidak bisa bunda
Dia begitu jahat bunda...
Mengambil asa tak ingin mengembalikan cita
Menghilangkan satu warna pelangi yang indah sang hitam

Bandung, 23 Februari 2015
@Nakolayenkof

Sabtu, 21 Februari 2015

Dimulai dari titik

Sebuah tanda yang tiada arti 
Penghenti dan penghela nafas
Kalimat yang tak terduga menjadi sebuah ungkapan pasti
Dimulai dari titik...
Aku membuka cakrawala kata yang penuh retorika
Kepalsuan dan kepastian menjadi bias dibuatnya
Menyusun setiap kata untuk menggambarkan sebuah diorama
Apakah sosok aku adalah penyair?
Bukan!!!
Ia hanyalah seorang perindu yang sangat gila
Bahaya pengabaian yang ia ceritakan
Dimulai dari titik...
Ribuan kisah dalam buku sejarah
Berjuta nama menjadi pemeran panggung sandiwara
Menggantung mengangkasa menanti sebuah tanda "titik"
Bagaikan air laut pasang dan surut yang tak terduga
Menyentuh tepian, menerpa batuan 
Namun apakah ombak dilautan itu menemukan titik?
Mungkin, tapi sosok akulah yang akan memulai sebuah titik dan mengakhiri dengan titik
Dalam setiap lembar kisah hitam putih yang buram untuk dieja

Bandung, 21 Februari 2015
Perindu yang gila @Nakolayenkof
Dimana Keuyeung Pasti Pareung

Kamis, 19 Februari 2015

Nakolayenkof

Ini sepenggal kisah perjalanan yang menjadi tanda telah terjadinya sebuah kehidupan yang entah itu menyenangkan, mengharukan atau bahkan menyedihkan. Tulisan ini menjadi saksi abadi sebuah sejarah seorang perindu yang gila yang hidup dalam berbagai rangkaian kata-kata, bernyanyi dalam alunan sumbang berbagai nada. Biarlah tak usah kau hiraukan seorang penulis yang bodoh ini kenalilah tulisan setiap huruf yang dieja dengan bahasa koran yang masih berserakan tak mengandung makna. Ada kepuasan penulis dapat meluapkan emosi dalam berbagai retorikanya yang ngawur. Ini perjalanan hidupku yang belum menemukan benang merah kehidupanya...